Baca Juga

Sabtu, 04 Desember 2010

Matahari Terbenam di Planet Mars, Apa Warna Langitnya?

Pernah lihat matahari terbenam? Nah ini dia contoh foto keindahan matahari terbenamnya. Coba perhatikan lebih jelas, ada yang aneh atau biasa saja?
Yang tidak biasa adalah foto terbenamnya matahari ini diambil di Planet Mars, ga kalah eksotisnya kan dengan di Bumi. Foto ini diambil oleh wahana Opportunity tanggal 26 Februari 2004 di perlihatkan oleh NASA pada saat konferensi pers JPL (Jet Propulsion Laboratory).

Mungkin sebagian dari kalian masih ragu karena warna langitnya tidak merah, kenapa? Jawabannya karena memang langit di planet mars itu berwarna biru. Jadi, foto-foto yang di keluarkan NASA selama ini adalah kebohongan? Lalu pertanyaannya apakah NASA mengubah warna langit biru pada foto planet Mars ? Berikut ini sedikit penjelasannya.
Pada tahun 1976, Amerika Serikat menghabiskan jutaan dolar untuk mengirim wahana Viking Lander I ke planet Mars. Tepat pada pukul 2 siang tanggal 21 Juli 1976, Departemen Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA menerima foto pertama yang berhasil diambil dari Viking. Foto tersebut menunjukkan planet Mars memiliki langit berwarna biru yang indah, bukan merah seperti yang kita kenal selama ini.


Planet Merah, itulah julukan yang diberikan orang selama puluhan tahun kepada planet Mars. Hal ini dikarenakan foto-foto yang dirilis NASA menunjukkan warna merah pada hampir setiap unsur di planet itu. Mars juga digambarkan sebagai planet yang tidak ramah dengan badai debu berwarna merah. Karakteristik ini juga telah digambarkan di beberapa film science fiction seperti "total recall" dan "red planet".

Namun ternyata planet merah tidaklah semerah yang kita bayangkan.


Pada tanggal 10 Januari 2004, departemen JPL NASA yang bertanggung jawab atas wahana spirit rover menyelenggarakan konferensi pers di Pasadena, California. Pada konferensi itu, mereka menunjukkan sebuah foto Mars terbaru yang diambil oleh wahana spirit, Foto Mars dengan langit berwarna biru.
 


Foto diatas jelas berbeda dengan foto Mars yang biasa kita lihat, seperti foto yang ada dibawah ini.

Ini mengejutkan! Pada tahun-tahun sebelumnya, NASA hanya merilis foto Mars dengan langit berwarna merah. Setelah konfrensi pers JPL itu, NASA memberikan alasannya :
 

"Jika pada saat wahana mengambil foto sedang terjadi badai debu di Mars, maka foto akan menjadi merah".


Dengan pernyataan ini, NASA mengakui bahwa Mars memang memiliki langit berwarna biru seperti bumi. Namun anehnya, mengapa selama ini NASA hanya merilis foto Mars dengan langit merah? Mungkinkah ada sesuatu yang ditutup-tutupi? Dan mengapa baru tahun 2004 NASA mengungkapkan semuanya?

Menurut sebuah buku, NASA memang sengaja merahasiakan fakta tersebut. Buku yang dimaksud adalah buku yang berjudul "Dark Mission : The Secret History of NASA" karangan Richard C Hogland dan Mike Bara. Mereka menceritakan bahwa NASA dengan sengaja telah mengubah warna langit pada planet Mars.

Pada tahun 1976, ketika foto pertama Mars datang dari Viking, dunia bisa melihat melalui televisi bahwa Mars ternyata memiliki langit berwarna biru. Namun, beberapa waktu kemudian, foto resmi yang beredar adalah Mars dengan langit berwarna merah.

Menurut NASA, foto Mars yang menunjukkan langit berwarna biru adalah foto yang mengalami kesalahan filterisasi warna. Dengan kata lain, kesalahan teknis. Namun tidak demikian menurut Richard Hogland dan Mike Bara.

Menurut mereka, dua jam setelah foto pertama dari Viking tiba, seorang teknisi NASA tiba-tiba mendapat perintah dari Administrator NASA, Dr. James Fletcher, untuk menghancurkan semua negatif film yang menunjukkan langit biru pada planet Mars. Gambar-gambar yang lain kemudian diubah menjadi hampir merah total untuk menunjukkan seakan-akan tidak ada kehidupan di Mars.

Contohnya foto dibawah ini. Foto disebelah kiri adalah foto yang dirilis oleh NASA mengenai keadaan planet Mars. Pada foto tersebut terlihat warna bendera Amerika mengalami distorsi. Para peneliti kemudian memperbaiki warna foto tersebut dengan menggunakan bendera Amerika sebagai patokan. Dan hasilnya adalah foto disebelah kanan. Mars memiliki langit biru.
 

Tindakan administrator NASA yang memerintahkan penghancuran foto asli Viking I menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa NASA begitu ngotot menyembunyikan keberadaan langit biru tersebut dari dunia? Apakah ada sesuatu yang lain ikut terpotret pada foto yang dihancurkan tersebut?

Sayang sekali, pertanyaan ini belum terjawab hingga sekarang. Namun konon para astronom di teleskop Hubble telah lama mengobservasi bahwa Mars memang memiliki langit berwarna biru.

Walaupun begitu, beberapa ilmuwan tetap membela NASA. Menurut mereka, NASA tidak mengubah warna langit. Perbedaan warna terjadi karena proses filterisasi yang tidak sempurna pada wahana penjelajah Mars.

Ya, mungkin saja mereka benar. Namun bagi penganut teori konspirasi, tindakan NASA merahasiakan hal tersebut karena NASA ingin menutupi fakta bahwa ada kehidupan di planet Mars.

Sayang, tidak ada yang bisa mengetahui pasti kebenarannya. Namun, setelah konferensi pers JPL tahun 2004 tersebut, sepertinya NASA mulai membuka kebenaran tentang langit mars yang berwarna biru kepada publik melalui foto-foto seperti contoh diatas.
READ MORE - Matahari Terbenam di Planet Mars, Apa Warna Langitnya?

Planet Pluto, Kini Tinggal Kenangan

Kalian semua pasti sudah tahu kan, kalau Pluto sekarang sudah tidak menjadi bagian dari planet di tata surya kita ini. Tapi apakah kalian juga tahu, mulai kapan keputusan tersebut diambil dan apa yang menjadi pertimbangannya? Nah jika kalian belum tahu, berikut ini penjelasannya.
http://srafique.files.wordpress.com/2009/12/planet-pluto1.jpg

READ MORE - Planet Pluto, Kini Tinggal Kenangan

Keseimbangan Sempurna Planet Bumi

Segala komposisi penyusun bumi dan juga posisinya sangatlah seimbang dan sempurna. Jika tidak, tidak akan ada kehidupan di dunia ini. Untuk lebih jelasnya perhatikanlah semua perbandingan di bawah ini yang pastinya sangat jarang kita sadari dan menunjukkan betapa Maha Dahsyatnya karya dan perhitungan Tuhan Sang Pencipta alam semesta ini.

Gravitasi



* Jika lebih kuat: atmosfer menahan terlalu banyak amonia dan methana.
* Jika lebih lemah: atmosfer planet akan terlalu banyak kehilangan air.


READ MORE - Keseimbangan Sempurna Planet Bumi

Mungkinkah Mikroba Dari Bumi Mengkontaminasi Mars?

Apakah ada kehidupan di Mars? Pertanyaan itu seringkali muncul dalam benak manusia. Pertanyaan yang terus dicari jawabannya. Berbagai misi telah diluncurkan ke Mars. Data yang di dapat pun mulai diolah. Tapi ada sebuah pertanyaan yang juga muncul seiring pengiriman berbagai misi ke ruang angkasa tersebut.
http://whoyoucallingaskeptic.files.wordpress.com/2008/10/mars.jpg
READ MORE - Mungkinkah Mikroba Dari Bumi Mengkontaminasi Mars?

10 Cuaca Paling Ekstrim di Tata Surya

http://prayudi.blog.friendster.com/files/uncategorized-_42012422_solar_system_planets3_416.jpg
Selama beberapa dekade, astronom telah menggunakan teleskop untuk menguraikan kondisi atmosfer di planet yang jauh. Dan menyimpulkan fakta bahwa kita bersyukur telah tinggal di bumi ini.

10. Serious Lightining (Petir Terparah)


Pesawat ruang angkasa NASA Cassini telah melihat sebuah badai listrik di Saturnus yang lebih besar daripada badai listrik daratan Amerika Serikat , dengan kilatan petir yang 1.000  kali lebih kuat daripada di Bumi. 

Badai petir yang membentang 2.175 mil (3.500 kilometer) dari utara ke selatan dan memancarkan suara radio yang sama dengan yang dihasilkan di bumi.



9. Hot Crush (Panas Penghancur)




Sesuai namanya,. venus merupakan tempat terpanas di tata surya kita. dengan suhu sekitar 750 Kelvin dan memiliki tekanan 90 kali di bumi ini akan membuat setiap pengunjung akan hancur (crush). 

Ilmuwan menyebutkan bahwa hal ini terjadi karena adanya efek rumah kaca yang berlebihan dari awan sulfat yang menutupi langit-langit venus. Maka jadilah efek rumah kaca yang besar dan menyebabkan hal ini.



8. Methane Moon (Bulan Metana)


Pesawat ruang angkasa Cassini Huygens menemukan bukti kuat diantara hujan deras metana cair yang terjadi di bulan nya saturnus "Titan". Dan mungkin "air" yang ada di bulan adalah metana juga karena pada suhu dingin Titan (94 derajat Kelvin) air pun akan dikurung seperti es.



7. Scarlet Rain (Hujan Merah)


Pada musim panas 2001, setidaknya 50 ton partikel merah jatuh di Kerala, India dan  terus berlangsung selama hampir dua bulan bersama hujan. Ternyata benda merah berkarat ini termasuk partikel dari badai debu dan sel-sel biologis yang berasal dari luar angkasa (bakteri sejenis itu mksdnya). 

Dalam edisi bulan April jurnal Astrophysics and Space Science, ilmuwan dari Mahatma Gandhi University melaporkan bahwa partikel memiliki penampilan sel-sel biologis, dapat bereproduksi di suhu mendesis, dan tidak memiliki kesamaan dengan partikel debu.



6. Planet Popsicle (planet es)


Pluto yang sekarang tidak di anggap planet ke 9 dalam tata surya ini memiliki fakta bahwa sinar matahari yang di dapat pluto di bandingkan bumi adalah sekitar 1:1000 tahun dan menyebabkan planet ini terdiri dari es beku yang terdiri dari nitrogen, metana dan karbon dioksida dengan suhu berkisar antara minus 387 hingga minus 369 Fahrenheit (40-50 derajat Kelvin).



5. Windy World (Dunia Angin)


Di Neptunus ditemukan gemuruh angin yang bertiup lebih banyak dan kuat daripada yang ada di Bumi, mencapai 1.500 mph (2.414 kph). Seiring dengan rotasi planet yang cepat (sekitar 16 jam) sehingga menyebabkan konveksi panas-dingin yang cepat juga, lalu dapat mempengaruhi kecepatan angin dan menciptakan kecepatan yang melebihi kecepatan angin di bumi



4. Freeze Frame(rangka es)




Suhu di Uranus bisa mencapai di bawah minus 300 derajat Fahrenheit (89 Kelvin). Uranus memiliki rotasi 17 jam namun revolusi yang mencapai 84 tahun menyebabkan musim (ekstrim) akan lama berganti. Kadang-kadang kondisinya bisa begitu dingin sehingga gas metana di atmosfer mengembun menjadi metana kristal-awan.



3. Close Encounter (Tabrakan Badai Terbesar)


Dua bintik bulatan di planet jupiter diatas adalah badai yang sedang mengamuk di planet tersebut. Dari ukuran badainya saja dapat kita ketahui. Yang besar dinamakan the great Red Spot, badai yang lebih dari dua kali lipat lebar Bumi dengan 350-mph ((563 kph) angin dan yang kecil (badai) di namakan Red Jr. 

Walaupun tidak sepenuhnya dipahami, para ilmuwan berpikir warna merah berkorelasi dengan intensitas badai-angin lalu membangkitkan senyawa kimia dari bawah awan dan mengangkat mereka ke tempat yang tinggi, ditambah sinar ultraviolet sehingga menghasilkan rona bata.



2. Dust Buster (Pelebur Debu)


Mars diketahui telah menghempaskan badai debu yang melanda seluruh belahan mars. Debu berwarna karat ini dapat tertiup dengan kecepatan 60-100 mph (97-161 kilometer) per jam, yang berlangsung selama berminggu-minggu. 

Begitu dimulai, kabut tak tertembus ini dapat menyelimuti lebih dari separuh planet, meningkatkan suhu 30 derajat Celcius di belahan mars.



1.Iron rain (Hujan Besi)

Disebut "bintang gagal", planet brown dwarf ini adalah planet yang baru ditemukan di tata surya kita. Warna cokelat menandakan bahwa planet ini memiliki unsur ferum (besi) yang tinggi. 

Planet ini memiliki badai seperti yang ada di jupiter dan menghempaskan besi-besi ke permukaan nya. Brown dwarf ini semakin dingin dari waktu ke waktu, molekul gas mengembun menjadi cairan besi-besi awan dan hujan. 

Dengan pendinginan lebih lanjut, badai besar menyapu menjauh awan, membiarkan cahaya inframerah terang tersebar ke luar angkasa.

Sumber :
www.kaskus.us
READ MORE - 10 Cuaca Paling Ekstrim di Tata Surya

Prehistoric Time Line, Evolusi Kehidupan di Bumi Dari Awal Sampai Saat Ini

Bumi terbentuk sekitar 4.600.000.000 tahun yang lalu, ketika tata surya kita mulai terbentuk di sekitar matahari. Terlahir dari sebuah bintang yang meledak yang bernama supernova.


Bintang yang baru mengumpulkan pusaran debu dan gas disekitarnya. Ketika matahari mulai memanas, materi yang mengorbitnya mulai terakumulasi, saling bertubrukan untuk membentuk protoplanet dengan tarikan gravitasi.



Batu tertua di dunia terbentuk


Struktur batu tertua di dunia yang telah diketahui, berasal dari potongan dari kerak bumi yang tercipta ketika lahar cair muncul dari patahan di bawah laut. Ditemukan di greenland bagian barat, formasi ini telah berumur 3.8 miliyar tahun yang lalu. Formasi batu kuno yang sama juga telah diidentifikasi di canada dan australia. Di australia bahkan berumur 4.4 miliyar tahun.



Oksigen Mulai Banyak


Dahulu bumi adalah tempat berbahaya untuk ditinggali sampai akhirnya jumlah oksigen mulai bertambah sekitar 2.5 miliyar tahun yang lalu. Udara yang bisa dihirup ini diciptakan oleh cyanobakteria, yang hidup di laut. Bakteri ini melakukan fotosintesis yang hasil akhirnya adalah oksigen. Sehingga terbentuk pelindung ozon yang melindungi bumi dari radiasi sinar matahari.



Cambrian Era (570.000.000 y.a - 500.000.000 y.a)

Moluska Bercangkang Keras Muncul


Moluska bercangkang ditemukan dalam bentuk fosil yang berumur 545 juta tahun. Asal mula dan awal evolusi dalam grup ini belum diketahui. Fosil pertama ini berupa manoplacophorans, nenek moyang dari kebanyakan moluska saat ini.


Vertebrata pertama muncul


Vertebrata (makhluk bertulang belakang) pertama adalah ikan tanpa rahang yang bernama agnathans. Vertebrata tertua ditemukan di 1990 yang berumur 530 juta tahun di china. Dimana para ilmuwan menemukan 2 tipe ikan tanpa rahang, yang dinamai haikouichthys dan myllokunmingia. Agnathan ini menonjol di lautan sampai akhirnya digantikan oleh ikan yang berahang.


Ikan Berkartilago Pertama Berevolusi


Nenek moyang hiu mulai berenang di laut sekitar 450 juta tahun yang lalu.  Dinamakan ikan kartilago karena rangka mereka terbuat dari kartilago bukan tulang.  Cladoselache, salah satu fosil hiu, tumbuh sampai 2 meter panjangnya. Cladoselache, mempunyai rahang yang panjang dan gigi yang halus.



Silurian Era (435.000.000 y.a - 410.000.000 y.a)

Laba-laba dan Kalajengking Menuju Pantai

Kita tahu mereka sekarang di darat, tapi arachnid grup yang di dalamnya termasuk kalajengking dan laba-laba awalnya hidup di laut. Kalajengking diperkirakan sebagai arachnid tertua, dan sudah terlihat sejak 430 juta tahun yang lalu.


Tanaman mulai tumbuh

Tanaman mulai tumbuh sejak 430 juta tahun yang lalu. Masa transisi dari tanaman laut ke darat merupakan tantangan evolusi yang sulit. Mereka menggunakan sistem vascular seperti tisu berbentuk tabung untuk mentransfer air dan nutrisi ke darat.



Devonian (410.000.000 y.a - 360.000.000 y.a)

Amfibi muncul dari air

Amfibi mulai keluar dari air sekitar 370 juta tahun yang lalu. Mereka berevolusi dari ikan yang menghirup udara yang berjalan di perairan yang dangkal, memilki sirip mirip dahan. Amfibi kuno, seperti elginerpeton, punya sirip ekor dan bernafas melalui paru-paru sederhana dan kulitnya.


Terbentuknya super kontinen

Dahulunya pada masa carboniferous, benua-benua berkumpul jadi 1 yang kita sebut pangaea, benua ini terbentuk dari penggabungan 2 benua besar, gondwana dibelahan bumi bagian selatan dan euramerica yang merupakan gabungan amerika utara dan eropa utara. Gabungan gondwana dan euramerica ini membentuk pegunungan appalachian di amerika utara bagian timur.



Carboniferous Era (360.000.000 y.a - 290.000.000 y.a)

Hutan rawa pembentuk batubara mulai berkembang

Hutan ini mempunyai ruangan yang cukup untuk tumbuh karena ketinggian permukaan air rendah. Lycopods menghasilkan bahan mentah untuk bahan bakar fosil di amerika. Batubara banyak ditemukan di amerika utara, eropa, dan sebagian asia (contohnya di indonesia) - semuanya tercipta pada zaman carboniferous.


Reptil pertama mulai terlihat

Reptil berevolusi dari amfibi sekitar 300 juta tahun yang lalu. Yang diketahui bernama anapsids, yang bentuknya menyerupai kadal modern. Kemudian reptile berevolusi secara signifikan di bagian tengkorak, membuat mereka lebih ringan dan memiliki otot rahang. Anapsids ditemukan terjebak di dalam pohon carboniferous di canada



Permian Era (290.000.000 y.a - 248.000.000 y.a)

Reptile menguasai dunia

Munculnya super kontinen (pangea), menghasilkan sebuah lingkungan hidup yang kurang bersahabat, luas, dan gersang yang memiliki temperatur ekstrim. Reptile adalah makhluk yang dapat beradaptasi dengan baik dalam lingkungan ini.


Bumi mengalami kepunahan terbesar

Masa permian pernah mengalami masa kepunahan, sekitar 95% makhluk laut mati dan 70% makhluk darat. Kepunahan ini disebabkan oleh perubahan iklim (global warming), gunung meletus, gas metan yang banyak keluar dari dalam bumi. Dimana kepunahan terparah terjadi sekitar 248 juta tahun yang lalu.



Triassic Era (248.000.000 y.a - 205.000.000 y.a)

Dinosaurus muncul

Zaman dinosaurus diketahui sekitar 240 juta tahun yang lalu, diketahui dari ditemukannya fosil prosauropods di madagaskar. Fosil - fosil lainnya ditemukan di argentina, termasuk pemakan daging, euraptor dan herrerasaurus, yang memiliki panjang 6 meter.


Super kontinen terpisah

Pangea, mulai terpisah di akhir zaman triassic, menjadi gondwana dan laurasia. Prosesnya berawal dari berpisahnya eropa dari afrika, membentuk suatu samudra yang disebut samudra tethys. Benua - benua terpisah membentuk lautan baru yang menjadi “biological barrier” yang membuat masing-masing benua mengembangkan tanaman dan hewannya sendiri-sendiri.


Hewan kecil berbulu mulai terlihat

Mamalia muncul langsung dari nenek moyangnya, therapsid yang memang menyerupai mamalia. Ada sedikit terapsid yang berhasil bertahan hidup dari kepunahan masal masa premian, termasuk hewan kecil yang tinggal di dalam tanah, memiliki darah hangat dan tertutup bulu.



Jurassic Era (205.000.000 y.a - 138.000.000 y.a)

Dinosaurus mendominasi bumi

Hewan yang dapat menguasai bumi selama hampir 150 juta tahun mulai mendominasi dari masa jurassic ini. Dimana tubuh mereka bertambah besar, contohnya dinosaurus pemakan tanaman, sauropod. Yang berleher panjang dan bisa tumbuh sampai sepanjang 6 meter.


Burung mulai terbang

Munculnya hewan bersayap ini diketahui dari fosil yang berada di jerman, yang berumur 150 juta tahun. Fosil menunjukan makhluk ini memiliki bulu sayap tapi masih memiliki ciri-ciri seperti reptile, seperti ekor, cakar dan gigi yang tajam. Hewan ini bernama archaeopteryx (ancient wing)



Cretaceous Era (138.000.000 y.a - 63.000.000 y.a)

Tanaman berbunga mulai mekar

Tanaman bunga yang mekar tercatat dalam fosil yang berumur 125 juta tahun, yang tertua berasal dari China. Tanaman ini diperkirakan sudah ada pada masa jurasic, tapi mulai berkembang pada masa cretaceous, di suhu yang sejuk.


Kepunahan dinosaurus

Di akhir cretaceous, 65 juta tahun lalu. Ditandai dengan punahnya dinosaurus. 50% hewan dan tumbuhan diperkirakan lenyap. Perubahan iklim diperkirakan menjadi penyebab secara tak langsung dan tubrukan meteor mungkin menjadi penyebab utama.



Paleogene Era (63.000.000 y.a - 24.000.000 y.a)

Mammalia mengisi tempat dinosaurus

Ketika dinosaurus tiba-tiba menghilang, mamalia menggantikan tempatnya. Mereka menyebar secara cepat. Peristiwa perkembangan mamalia ini dimulai sekitar 60 juta tahun yang lalu. Termasuk munculnya keluarga mamalia pemburu seperti kucing dan anjing.


Primata terlihat di pohon

Sebenarnya kapan primate mulai terlihat belum pasti, menurut fosil yang ditemukan mereka telah muncul sekitar 55 juta tahun yang lalu. Termasuk primate yang mirip tarsier yang ditemukan di amerika utara, asia dan eropa, mereka kecil, cerdas, berbulu dan tinggal di pohon



Neogene Era (24.000.000 y.a - 2.000.000 y.a)

Manusia purba mulai muncul

Diperkirakan terjadi pada 6 - 8 juta tahun yang lalu, manusia purba tertua yang telah ditemukan berumur 5.8 juta tahun yang lalu. Manusia purba ini memliki ciri hampir sama dengan simpanse, seperti rahang, bahu, dan lengan, bedanya mereka berjalan tegak.



Quarternary Era (2.000.000 y.a - now)

Dunia memasuki zaman es

1.8 juta tahun terakhir, sejarah bumi didominasi oleh zaman es dengan intensitas yang berbeda-beda, kebanyakan berakhir sekitar 10.000 tahun yang lalu. Masa paling dingin ini berakhir ketika es di bumi mulai mencair, yang menyebabkan punahnya mammoth dan badak berbulu.


Manusia modern lahir

Homo sapiens muncul sekitar 190.000 tahun yang lalu di afrika timur, manusia modern awal kemudian pergi sampai australia dan amerika selatan, yang nantinya menciptakan rasnya sendiri-sendiri.


Sumber :
www.kaskus.us
READ MORE - Prehistoric Time Line, Evolusi Kehidupan di Bumi Dari Awal Sampai Saat Ini

Rhea, Salah Satu Bulan di Planet Saturnus Diduga Kuat Memiliki Oksigen

Bumi bukan satu-satunya tempat di Tata Surya yang memiliki oksigen. Rhea, satelit dari Planet Saturnus ternyata kaya akan oksigen. Saturnus merupakan planet terbesar kedua di Galaksi Bima Sakti, setelah Jupiter. Planet gas ini memiliki 62 bulan, dengan Titan sebagai satelit terbesar.
Pesawat milik Badan Antariksa Amerika Serikat NASA, Cassini, melintas dekat orbit Rhea Maret lalu. Pesawat tanpa awak itu mendapati bulan dingin tersebut memiliki atmosfer yang mengandung oksigen.

http://www.arsastronautica.com/upload/news/pesek-saturn-rhea.jpg
Ilustrasi
READ MORE - Rhea, Salah Satu Bulan di Planet Saturnus Diduga Kuat Memiliki Oksigen

Gelembung Raksasa Terlihat di Galaksi Milky Way

Para ilmuwan menemukan dua gelembung raksasa yang mengandung energi radiasi dahsyat keluar dari galaksi Milky Way. Mereka memperkirakan gelembung tersebut merupakan ledakan dari black hole.
http://image.tempointeraktif.com/?id=53177
Foto: NASA Goddard Space Flight Center
(klik pada gambar untuk memperbesar)
Dua gelembung misterius itu, yang masing-masing berjarak sekitar 25 ribu tahun cayaha, memancarkan sinar gamma, gelombang energi tertinggi cahaya.
Terlihatnya gelembung tersebut, kata para ilmuwan, membuktikan bahwa benar adanya ledakan hebat sebelum terbentuk gugusan bintang beberapa juta tahun silam.
Atau, mungkin, mereka terbentuk ketika supermassive black hole pada galaksi kita menyemburkan jutaan gas dan abu ke angkasa.
“Kami masih belum tahu persisis sumber gelembung tersebut,” kata Doug Finkbeiner dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.
Finkbeiner dan timnya melakukan observasi dengan menggunakan NASA Fermi Gamma-ray Space Telescope, yang mampu memetakan sinar gamma di angkasa.
Kedua gelembung tersebut sungguh dramatis, misterius, dan sangat besar. Mereka memancarkan jumlah energi yang hampir sama dengan 100 ribu ledakan bintang atau supernova, kata Finkbeiner.
Tulisan mengenai penemuan ini segera dipublikasikan dala The Astrophysical Journal edisi mendatang.

Sumber :
Dailygalaxy | Firman - www.tempointeraktif.com
READ MORE - Gelembung Raksasa Terlihat di Galaksi Milky Way

Waspada, Hari Ini Tsunami Matahari Akan Memanaskan Atmosfir Bumi

Para ilmuwan NASA mengeluarkan peringatan tsunami. Tapi ini bukan sembarang tsunami. Ini adalah tsunami Matahari yang akan menghantam Bumi dan  dikhawatirkan mengganggu sistem komunikasi.
http://stereo.gsfc.nasa.gov/img/stereoimages/preview/SolarTsunami121407.jpg


Para ahli astronomi di seluruh dunia yang memantau Matahari, melaporkan telah terjadi sebuah ledakan cukup besar pada akhir pekan lalu. Termasuk dari para pemantau ini adalah stasiun pemantau Solar Dynamics Observatory milik NASA.

Luapan energi Matahari yang luar biasa besar muncul bagaikan kembang api di permukaan Matahari. Gelombang energi itu terpancarkan menuju Planet Bumi bagaikan sebuah tsunami yang melintasi jarak 93 juta mil melintasi angkasa.

Seperti dilansir Telegraph.co.uk, para ilmuwan memperkirakan tsunami matahari ini akan mencapai Planet Bumi pada hari ini, Selasa (3/8/2010). Pada wilayah Bumi di dekat Kutub Utara dan Selatan, diperkirakan tsunami ini akan menghasilkan fenomena Aurora di langit.

Namun, para ilmuwan juga memperingatkan tsunami Matahari ini bisa merusak satelit komunikasi yang berseliweran di sekitar Planet Bumi. Namun tidak jelas tingkat kerusakan yang mungkin ditimbulkan.

"Kembang api yang luar biasa dari matahari. Dua ledakan sekaligus di tempat berbeda di Matahari dan menuju Bumi," kata Dr Lucie Green, astronom dari Mullard Space Science Laboratory, Surrey, Inggris.

Menurut Green, ledakan ini sangat besar sehingga tidak bisa ditahan oleh gravitasi matahari. Energi dari ledakan pun meluncur bebas ke Planet Bumi.

"Kemungkinan kita bisa melihat Aurora di langit utara dengan lebih lama," tutupnya. 

( Sumber : Fitraya Ramadhanny - www.detiknews.com )


Mengungkap Keberadaan Tsunami Matahari

Di suatu waktu ada saatnya kamu harus percaya pada apa yang kamu lihat. Itulah yang coba dikatakan STEREO (Solar Terrestrial Relations Observatory) milik NASA pada para penelitinya tentang fenomena kontroversial di Matahari yakni “tsunami matahari”
Bertahun-tahun lalu, saat para ahli fisika matahari untuk pertama kalinya menyaksikan gelombang tinggi plasma panas yang berlomba di permukaan matahari, mereka menyangsikannya. Skalanya memang mengejutkan.

Gelombang tersebut berkembang semakin tinggi bahkan melebihi Bumi dan menghasilkan riak dari titik pusat dengan pola sirkular sampai pada jarak jutaan km di sekitarnya. Para pengamat yang skeptis beranggapan kalau hal itu merupakan bayangan dari suatu tipuan mata namun bukan benar-benar sebuah gelombang.
Nah sekarang…. bisa dikatakan kebenaran itu terungkap. Tsunami Matahari itu benar-benar ada.
Tsunami Matahari yang disaksikan STEREO dari sudut yang berbeda. Kredit : STEREO/NASATsunami Matahari yang disaksikan STEREO dari sudut yang berbeda.
Kredit : STEREO/NASA
Pesawat ruang angkasa kembar, STEREO mengkonfirmasi kebenaran ini pada bulan Februari 2009 saat bintik matahari 11012 secara tak terduga meletus. Letusannya melemparkan milyaran ton awan gas (CME / coronal mass ejection) ke angkasa dan mengirim tsunami yang berpacu bergulung di permukaan matahari.

STEREO berhasil merekam gelombang tersebut dari 2 posisi yang terpisah 90 derajat sehingga para peneliti bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari kejadian tersebut.
Menurut Spiros Patourakos dari George Mason University, “Ini benar-benar sebuah gelombang. Bukan gelombang air tapi gelombang raksasa plasma panas an magnetisme.”

http://www.nasa.gov/images/content/404099main_solar_tsunami_stereo_HI.jpg
Kredit : NASA
Klik pada gambar untuk memperbesar

Secara teknis ia dinamai “mode cepat gelombang magnetohidrodinamil” atau gelombang MHD” . Yang dilihat STEREO itu memiliki ketinggian 100000 km dan bergerak dengan kecepatan 250 km/s memuat energi sebesar 2400 megaton TNT.  Bayangkan saja jika ini terjadi di Bumi.

Tsunami matahari ditemukan pada tahun 1997 oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO). Pada bulan Mei tahun yang sama, ledakan CME terjadi dari area aktif pada permukaan matahari dan SOHO berhasil merekan kejadian ledakan saat itu.

Menurut Joe Gurman dari Solar Physics Lab di Goddard Space Flight Center, saat itu mereka justru bertaya-tanya apakah itu sebuah gelombang atau sekedar bayangan dari ujung CME.

Sudut pandang tunggal yang dimiliki SOHO memang tidak cukup untuk mejawab pertanyaan yang ada. Tidak untuk gelombang yang pertama atau kejadian serupa yang terjadi di tahun-tahun berikutnya.
Pertanyaan itu tetap muncul sampai peluncuran STEREO di tahun 2006. Pada saat terjadinya erupsi bulan Februari 2009, STEREO-B sedang berada di atas lokasi ledakan sedangkan STEREO-A sedang berada pada sudut yang lain. Kondisi geometri yang sangat pas untuk memecahkan misteri yang ada bertahun-tahun.
http://science.nasa.gov/media/medialibrary/2009/11/24/24nov_solartsunami_resources/dancingprom.gif
Prominens yang berdansa.
Kredit : NASA
Kondisi fisik gelombang telah terkonfirmasi melalui film pendek saat gelombang tersebut menabrak sesuatu. “Kami melihat gelombang itu dipantulkan oleh lobang korona (lobang magnetik pada atmosfer matahari) dan ada film menarik dari prominens matahari yang berosilaso setelah ia ditabrak oleh gelombang tsunami tersebut. ” kata Vourlidas dari NAVAL Research Lab di Washington DC.
Tsunami matahari ini tidak berbahaya bagi Bumi, namun sangat penting untuk dipelajari. Hasilnya dapat digunakan untuk mendiagnosa kondisi Matahari. Dengan melihat bagaimana si gelombang menyebar dan mlambungkan benda lain, kita bisa mengumpulkan informasi tentang atmosfer terendah di matahari.
Menurut Vourlidas, “gelombang tsunami juga dapat membantu dalam melakukan prakiraan cuaca angkasa. Seperti  tembakan yang tepat mengenai target, gelombang ini menandai area dimana erupsi atau letusan itu terjadi.

Mengetahui lokasi ledakan akan sangat membantu kita untuk mengantisipasi jika suatu saat CME atau badai radiasi akan mencapai Bumi.” Selain itu film yang disajika juga menarik setidaknya ini film yang berasal dari luar Bumi.

Sumber :
langitselatan.com / www.nasa.gov
READ MORE - Waspada, Hari Ini Tsunami Matahari Akan Memanaskan Atmosfir Bumi

8 Gunung Berapi Indonesia yang Terkenal Karena Letusannya

Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Beberapa diantaranya pernah mencatatkan rekor letusan fantastis yang membuat dunia ikut merasakan dampaknya. Besarnya letusan sebuah gunung berapi  dapat dihitung menggunakan pengukuran VEI.
 
http://img98.imageshack.us/img98/3936/krakataujh9.jpg


Volcanic Explosivity Index (VEI), dikemukakan oleh Chris Newhall dari U.S. Geological Survey dan Steve Self dari Universitas Hawaii tahun 1982 untuk menyediakan pengukuran relatif dari besarnya letusan gunung berapi.
 

Berikut ini adalah beberapa gunung berapi di Indonesia yang pernah tercatat memiliki letusan yang dahsyat diukur menggunakan VEI.
 

8. Gunung Kelud (VEI=4)

Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
 

Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

 

7. Gunung Merapi (VEI=4)

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
 

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.

Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

 

6. Gunung Galunggung (VEI=5)

Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.


Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
 

5. Gunung Agung (VEI=5)

Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.

Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan.
 

Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung. Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung.

Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.

 

4. Krakatau (VEI=6)

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia.

Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
 
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
 

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska.

Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

 

3. Maninjau (VEI=7)


 
Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Memiliki volume 220-250 km ³ dan panjang 20 km dan lebar 8 km.


2. Gunung Tambora (VEI=7)

Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181.

Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000 - 12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut.

Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia.

Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.
 

Selama penggalian arkeologi tahun 2004, tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan yang terkubur oleh letusan tahun 1815 di kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik. Artifak-artifak tersebut ditemukan pada posisi yang sama ketika terjadi letusan di tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa inilah, temuan tersebut sering disebut sebagai Pompeii dari timur.

 

1. Toba Supervolcano (VEI=8)

Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
 
File:Tobaeruption.png

Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil.

Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.

Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.00 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia.

Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia.

Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera, meletus dengan sangat dahsyat. Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10.000 manusia saja.

Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu. Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia.
 
http://almuchibbin.files.wordpress.com/2008/06/toba.jpg

Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut (Indonesia) sekarang, beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasar laut pada bulan Desember 2004.

Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara, banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.

Vulkanologis Prof. Ray Cas mengatakan 'Hal itu mungkin saja terjadi, tapi bila Toba siap untuk meletus dan kejadian diatas bukanlah satu-satunya indikasi akan kejadian tersebut."

Sang ahli tersebut berpikir bahwa mungkin saja suatu hari nanti letusan besar lain akan terjadi tapi hal itu baru akan mungkin terjadi sekitar 10.000 atau bahkan 100.000 tahun lagi. Tetapi biar bagaimana pun tidak semua hal dapat diprediksi.
 

Sumber :
opinibureto.blogspot.com
READ MORE - 8 Gunung Berapi Indonesia yang Terkenal Karena Letusannya